Unconditional love sering terlihat di berbagai karya fiksi. Novel romansa, drama-drama korea, serta berbagai film yang ditayangkan di bioskop. Secara teori, unconditional love merupakan rupa termurni dari cinta yang dilakukan tanpa syarat. Namun, banyak miskonsepsi yang muncul dari cerita-cerita fiksi tersebut. Cinta buta tidak sama dengan unconditional love. Menurut Ben-Zeév (2010), pengabaian realita bisa mengurangi kemampuan mengatasi masalah dalam hubungan intim.
Unconditional love dapat diterapkan dalam berbagai jenis hubungan. Jenis yang pertama adalah hubungan romantis. Unconditional love dalam hubungan tersebut terletak pada mencintai dan menerima pasangan apa adanya, baik dalam suka maupun duka. Contohnya adalah hubungan antara sepasang suami istri. Jenis yang kedua, yaitu hubungan ikatan keluarga. Unconditional love dalam hubungan ini berarti mencintai anggota keluarga dengan kelebihan dan kekurangan mereka. Dalam kata lain, mendukung mereka melalui keberhasilan maupun kegagalan tanpa mencoba mengubah mereka ke dalam suatu citra ideal tentang keluarga. Contohnya seperti kasih sayang orang tua terhadap anaknya. Jenis yang ketiga, adalah hubungan pertemanan. Unconditional love dalam hubungan ini berarti seorang teman dapat menjadi pendengar yang baik pada teman kita, mendukung satu sama lain dan selalu ada untuk satu sama lain. Contohnya adalah sahabat yang selalu menjaga satu sama lain.
Istilah unconditional love dan conditional love mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita. Namun, apakah kita paham perbedaan antara keduanya? Conditional love atau cinta bersyarat, sesuai dengan namanya, merupakan jenis cinta yang hanya terwujud jika ada kondisi tertentu yang terpenuhi (Nurlaela, 2022). Tipe cinta ini mungkin hilang pada kondisi sulit dan saat kondisi tertentu tersebut tidak dapat dipenuhi. Misalkan, A mencintai B karena B tampan dan kaya raya. Namun, jika suatu saat B mendadak jatuh miskin dan wajahnya rusak, A tidak lagi mencintai B. Berbeda dengan conditional love, unconditional love adalah jenis cinta yang tidak menuntut apapun. Seseorang mampu mencintai diri kita di titik terendah maupun tertinggi kita (Nurlaela, 2022). Misalkan, walaupun B jatuh miskin dan wajahnya rusak, tetapi A tetap tulus mencintai B.
Mengapa penting untuk kita bisa membedakan keduanya? Hal ini dikarenakan, saat kita berada di hubungan yang didasarkan pada conditional love, terdapat beberapa dampak negatif yang dapat terjadi pada diri kita. Dampak negatif pertama adalah kita tidak akan pernah merasa diri kita cukup baik. Hal ini bisa terjadi karena kita akan merasa khawatir bahwa masih ada kemungkinan untuk menjadi “lebih baik” karena orang tersebut hanya mencintai kita dalam keadaan tertentu. Dampak kedua adalah energi kita akan terkuras karena kita akan terus-menerus berusaha untuk membuat orang tersebut terkesan. Kita akan bekerja ekstra keras untuk memenuhi ekspektasi dan harapannya. Dampak ketiga adalah kita akan selalu merasa dihakimi oleh orang tersebut atau merasa bahwa ia selalu menilai segala aspek diri kita sehingga kita menjadi segan untuk bertemu dengannya. (Nurlaela, 2022).
Unconditional love tidak bisa diambil secara harfiah. Sebuah hubungan harus memiliki batasan-batasan yang konkret agar kedua pihak bisa merasa nyaman. Jika diterapkan secara moderat, unconditional love dapat dipandang sebagai bentuk cinta yang melibatkan kedua pihak untuk menerima satu sama lain dan mampu menghadapi kesulitan bersama. Dalam hubungan dengan unconditional love, kita tentunya ingin agar pasangan kita menunjukkan rasa cinta kepada kita apa adanya, tetapi di sisi lain, hal ini berpotensi menimbulkan rasa kecewa apabila kita menyadari bahwa ekspresi tersebut bertolak belakang dengan realita. Mencintai bukan berarti selalu memenuhi apa yang orang lain inginkan, melainkan peka terhadap perasaan diri sendiri dan orang lain. Setiap dari kita tentunya memiliki kebutuhan, tidak hanya untuk mencintai tetapi juga untuk dicintai. Tantangan yang ditemui dalam setiap hubungan adalah untuk menciptakan dan menetapkan suatu batasan. Arti batasan disini adalah batasan dalam merespon kepada kebutuhan pasangan kita sehingga kita dapat memenuhi kebutuhan kita sendiri dan menegaskan kebutuhan kita pada pasangan kita (Amodeo, 2018).
Hubungan yang sehat dapat dibangun ketika kedua pihak saling mengetahui perasaan, batasan, dan motivasi masing-masing. Salah satu langkah utama untuk membangun ikatan yang lebih sehat adalah dengan menetapkan komitmen dan batasan dari masing-masing pihak. Misalnya, komitmen untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur, untuk selalu bersedia mendengarkan dan menanggapi perasaan pasangan dengan serius, serta batasan untuk memahami ketika pihak yang lain membutuhkan waktu sendiri untuk sementara. Menetapkan komitmen dan batasan tidak berarti bahwa hubungan menjadi sesuatu yang conditional. Pada akhirnya, baik komitmen maupun komitmen pastinya harus didorong oleh rasa cinta dan perhatian yang tulus, bukan sekadar rasa kewajiban – itulah makna dari unconditional love.
Daftar Pustaka
Amodeo, J. (2018, January 2). Is unconditional love really possible? are you setting yourself up for disappointment in love?. Psychology Today. Is Unconditional Love Really Possible? | Psychology Today
Ben-Zeév, A. (2010, May 21). Should Love Be Unconditional? Psychology Today. https://www.psychologytoday.com/us/blog/in-the-name-love/201005/should-love-be-unconditional
Bishop, C. L. (2013). Psychosocial Stages of Development. In The Encyclopedia of Cross-Cultural Psychology (1st ed.). John Wiley & Sons, Inc. https://www.researchgate.net/publication/358914229_Psychosocial_Stages_of_Development
Cinoğlu, H., & Arıkan, Y. (2012). Self, identity and identity formation: From the perspectives of three major theories. International Journal of Human Sciences, 9(2), 1114-1131. https://www.academia.edu/11683897/Self_identity_and_identity_formation_From_the_perspectives_of_three_major_theories
Elmer, J. (2019). What’s an Identity Crisis and Could You Be Having One? Healthline. https://www.healthline.com/health/mental-health/identity-crisis
Nurlaela, E. (2022, November 21). Kenali tanda kamu berada dalam hubungan conditional love. Kumparan. https://kumparan.com/millennial/kenali-tanda-kamu-berada-dalam-hubungan-conditional-love-1zBNIVkqPuw/full
Villines, Z. (2023). What is an identity crisis? Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/identity-crisis
***********
Best regards,
Tim Redaksi PSYGHT 23/24
Penulis: Felicia Michelle (2021), Amanda Victoria (2021), Thomas Wijaya (2023)
Editor : Ariellah Sharon Mohede (2021)
コメント