Menari dengan Percaya Diri: Meningkatkan Body Image dan Self-Esteem Melalui Tarian
- PSYGHT
- 3 days ago
- 4 min read

Body image dan self-esteem merupakan dua aspek psikologis yang saling berkaitan erat. Body image merujuk pada persepsi seseorang terhadap tubuhnya sendiri, termasuk penilaian mengenai bentuk, ukuran, dan penampilan fisik (Cash & Smolak, 2011). Body image mencakup bagaimana orang melihat dirinya di cermin, bagaimana mereka membayangkan penampilan fisik mereka dalam pikiran, dan keyakinan mengenai pandangan orang lain terhadap tubuh mereka. Di sisi lain, self-esteem mengacu pada rasa penghargaan dan penghormatan individu terhadap dirinya sendiri (Orth & Robins, 2014). Self-esteem memengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk hubungan, kesehatan mental, dan pengambilan keputusan. Tingkat self-esteem berkisar antara tinggi hingga rendah dan dipengaruhi oleh pengalaman hidup, lingkungan sosial, serta penerimaan diri.
Tarian merupakan bentuk seni yang menggunakan gerakan tubuh sebagai media ekspresi (Abdi, 2021). Sebagai media ekspresi artistik, tarian berperan dalam menggambarkan cerita, menyampaikan pesan budaya, atau sebagai sarana hiburan semata. Tarian terbagi dalam berbagai genre seperti tari tradisional, tari modern, tari kontemporer, dan ballet. Setiap genre memiliki kekhasan kekhasan tersendiri yang terlihat dalam gerakan, ritme, ekspresi, serta budaya yang melatarbelakanginya. Salah satu genre tarian yang teknis adalah ballet. Genre ini dikenal dengan keanggunannya yang memerlukan disiplin tinggi dan teknik tertentu, seperti pirouette dan pointe (Homans, 2013).
Dalam menggabungkan gerakan tubuh dengan ekspresi emosi, seorang penari harus membangun koneksi antara tubuh dan pikiran (Putri & Nailufar, 2022). Proses ini melibatkan integrasi kesadaran tubuh (bodily awareness) dengan proses kognitif yang lebih tinggi, seperti emosi, pikiran, dan pengalaman hidup seseorang. Dalam tarian, penari tidak hanya bergerak mengikuti ritme, tetapi juga mengekspresikan sekaligus menyelaraskan perasaan dan pikiran melalui gerakan. Salah satu konsep penting dalam tarian adalah body-mind connection. Body-mind connection (hubungan tubuh dan pikiran) merujuk pada konsep bahwa tubuh dan pikiran saling memengaruhi dan berinteraksi secara dinamis (Varela et al., 2016). Studi dalam bidang psikologi dan terapi gerakan menunjukkan bahwa tarian dapat meningkatkan kesadaran diri dan pemahaman tubuh, serta mendukung kesehatan mental dan emosional (Kristinawati & Naklui, 2022). Melalui tarian, seseorang dapat memproses perasaan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata, menjadikan tubuh sebagai saluran ekspresi pikiran dan emosi yang mendalam.
Eksplorasi gerakan dalam tarian memberi kesempatan individu untuk menerima dan merayakan keunikan tubuh mereka. Proses eksplorasi ini memungkinkan setiap orang untuk menjelajahi batasan dan potensi tubuh mereka tanpa rasa malu atau kritik diri. Dalam proses menari, penerimaan keunikan tubuh dapat muncul melalui eksplorasi gerakan yang menekankan kekhasan individu. Setiap tubuh memiliki struktur, fleksibilitas, dan kekuatan yang berbeda. Melalui eksplorasi gerakan, individu diajak untuk memahami bagaimana tubuh mereka bekerja secara unik. Proses ini mendorong penghargaan terhadap apa yang bisa dilakukan tubuh mereka, terlepas dari standar atau ekspektasi eksternal. Tarian kontemporer, misalnya, dapat mendorong penari untuk mengekspresikan diri secara bebas tanpa batasan bentuk atau teknik tertentu. Hal ini membantu individu menerima gerakan yang muncul secara alami dari tubuh mereka, meskipun tidak "sempurna" menurut standar tradisional.
Tarian tidak hanya seni pertunjukan atau hiburan, tetapi juga media yang kuat untuk mengekspresikan emosi, kepribadian, dan pengalaman hidup seseorang (Abdi, 2021). Tarian adalah bentuk ekspresi yang sangat efektif untuk mengungkapkan perasaan dan emosi yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Melalui gerakan, penari dapat menyalurkan berbagai perasaan seperti kebahagiaan, kesedihan, kemarahan, cinta, atau bahkan kerinduan. Setiap gerakan yang dilakukan, baik yang lembut maupun eksplosif, memiliki makna tersendiri yang mencerminkan suasana hati atau pesan yang ingin disampaikan. Tarian juga dapat berfungsi sebagai media untuk menceritakan kisah atau menyampaikan pesan yang lebih luas. Dalam tarian tradisional, misalnya, gerakan seringkali kaya simbolisme, menggambarkan mitologi, atau nilai budaya. Di sisi lain, tarian modern sering digunakan untuk menyuarakan isu sosial atau pengalaman pribadi sebagai alat komunikasi yang kuat.
Tarian, lebih dari sekadar ekspresi fisik, merupakan sarana yang efektif untuk menyampaikan emosi, kepribadian, dan identitas seseorang. Dalam proses tersebut, tarian juga berperan penting dalam membangun citra tubuh positif dan meningkatkan self-esteem. Melalui gerakan tubuh yang penuh arti dan kesadaran diri, tarian memberi individu kesempatan untuk menghargai dan merayakan tubuh, serta mengembangkan rasa percaya diri yang lebih besar. Individu dapat belajar mengenali dan menghargai kemampuan unik tubuh mereka, tanpa terikat pada standar kecantikan ideal sering dibentuk oleh masyarakat. Dengan mengintegrasikan emosi, kreativitas, dan kesadaran tubuh, tarian tidak hanya menjadi sarana hiburan, tetapi juga alat yang efektif untuk membangun hubungan sehat dengan tubuh serta meningkatkan rasa percaya diri dan penghargaan diri.
Daftar Pustaka
Abdi, H. (2021). Pengertian Tari Secara Umum, Unsur, dan Jenis-Jenisnya yang Perlu Diketahui - Hot Liputan6.com. https://www.liputan6.com/hot/read/4682069/pengertian-tari-secara-umum-unsur-dan-jenis-jenisnya-yang-perlu-diketahui
Cash, T. F., & Smolak, L. (2011). Body Image: A Handbook of Science, Practice, and Prevention - Google Books. https://books.google.co.id/books?id=bxPuCP9nCZoC&printsec=frontcover&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false
Homans, J. (2013). Apollo’s Angels: A History Of Ballet - Jennifer Homans - Google Books. https://books.google.co.id/books?id=-mIdyTLcUE8C&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PT2&hl=en&source=newbks_fb&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false
Kristinawati, W., & Naklui, D. S. (2022). Menari Dan Kesehatan Mental. https://buletin.k-pin.org/index.php/arsip-artikel/1127-menari-dan-kesehatan-mental
Orth, U., & Robins, R. W. (2014). The Development of Self-Esteem. Https://Doi.Org/10.1177/0963721414547414, 23(5), 381–387. https://doi.org/10.1177/0963721414547414
Putri, V. K. M., & Nailufar, N. N. (2022). 3 Unsur dalam Seni Tari: Wiraga, Wirama, Wirasa. https://www.kompas.com/skola/read/2021/01/19/152558469/3-unsur-dalam-seni-tari-wiraga-wirama-wirasa?lgn_method=google&google_btn=onetap#
Varela, F. J., Thompson, E., Rosch, E., & Kabat-Zinn, J. (2016). The embodied mind: Cognitive science and human experience. The Embodied Mind: Cognitive Science and Human Experience, 1–322. https://doi.org/10.29173/CMPLCT8718
***********
Best Regards,
Tim Redaksi PSYGHT 24/25
Penulis:
Eleanore Cathlyn Angelicia R. (2023)
Marco Antonio Fanjaya (2023)
Editor :
Verlyn Tatiana Harefa (2022)
Comments