top of page

Cara Meningkatkan Kepercayaan Diri Bagi Mahasiswa


Keywords : percaya diri, mahasiswa, tips


Kepercayaan diri adalah perasaan positif terhadap diri sendiri yang berasal dari rasa harga diri dan mengarah pada tindakan berani(Al-Lawati & Al Farsi, 2021). Rasa percaya diri diperlukan untuk mengenal diri sendiri, dan bertindak berdasarkan keyakinan. Menurut Al-Lawati & Al Farsi (2021), kepercayaan diri merupakan faktor penting dalam motivasi, pengaruh, dan interaksi sosial. Rasa percaya diri sangat penting dalam bidang pendidikan, ekonomi, dan interaksi sosial. Mahasiswa yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi cenderung memiliki prestasi akademik dan kesehatan mental yang lebih baik, serta memiliki interaksi sosial yang positif (Hattie, 2021).

Menurut Boulter et al. (2014), kurangnya kepercayaan diri dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya kurangnya pendidikan, kurangnya pengetahuan, dan kurangnya keterampilan. Tingkat pendidikan yang rendah dapat membuat seseorang menjadi minder karena merasa ilmu yang ia miliki kurang dari rata-rata teman sebayanya. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan juga dapat membuatnya sering membandingkan dirinya dengan orang lain sehingga rasa percaya dirinya menurun.

Selain itu, kurangnya kepercayaan diri dapat menyebabkan rasa minder. Orang yang merasa minder cenderung meragukan kemampuannya, merasa ada yang kurang dengan apapun yang dilakukannya, dan mungkin menghindari risiko atau tugas yang menantang (Król & Król, 2019). Selain itu, faktor psikologis seperti tingkat emosionalitas yang tinggi dapat menyebabkan rasa minder dan kecemburuan yang tidak wajar (Wang, 2003).

Kurangnya rasa percaya diri dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap mahasiswa, khususnya pada prestasi akademik dan motivasi belajarnya (Peralta & Zapata, 2007). Sebuah penelitian mengenai kepercayaan diri menunjukkan bahwa kepercayaan diri seseorang memiliki korelasi positif dengan ketinggian sasaran (goals) dan keteguhan komitmen mereka (Locke et al., 1984). Dari situ dapat diasumsikan bahwa kurangnya kepercayaan diri dapat membatasi kemungkinan seseorang untuk memenuhi potensinya.

Lalu, bagaimana cara mengembangkan rasa kepercayaan diri? Pertama, percaya diri dapat ditingkatkan dengan cara menetapkan tujuan untuk dicapai bagi diri sendiri. Menetapkan tujuan yang menantang tetapi dapat dicapai dapat membantu kita untuk lebih mengakui kemampuan yang kita miliki. Mencapai tujuan tersebut dapat rasa pencapaian yang kemudian akan meningkatkan rasa percaya diri. Selain itu, menghindari pembicaraan yang negatif terhadap diri sendiri penting agar tidak merusak kepercayaan diri. Melawan pikiran yang negatif dan menggantinya dengan pikiran yang positif juga dapat membantu meningkatkan pandangan yang positif terhadap diri kita. Tidak hanya itu, mempelajari keterampilan baru dapat membantu membangun kepercayaan diri. Hal ini dapat dicapai dengan mengikuti kursus, mengikuti workshop, atau mempelajari hobi baru. Mengelilingi diri dengan orang-orang yang positif dan suportif juga dapat membantu membangun rasa percaya diri. Orang-orang demikian dapat memberikan dorongan dan dukungan selama masa-masa sulit sehingga orang-orang tersebut tidak merasa berjuang sendirian.

Menurut University of Essex (2016), pendidikan juga dapat memberi efek baik terhadap kepercayaan diri. Pendidikan dapat meningkatkan keterampilan dalam berkomunikasi, membuat keputusan dan menerima umpan balik dari orang lain. Selain itu, validasi dari teman sebaya dan pendidik di lingkungan pembelajaran dapat membantu meningkatkan kepercayaan diri. Selain pendidikan formal, mempelajari hobi juga bisa menjadi salah satu jalur menuju kepercayaan diri yang lebih tinggi. Orang yang berpartisipasi di aktivitas santai (leisure activities) ditemukan mengalami lebih sedikit emosi negatif (Zawadzki, et al. 2015). Maka itu, keseimbangan antara kehidupan bekerja dan kehidupan pribadi, atau yang kerap disebut sebagai work-life balance, harus dijaga di lingkungan perkuliahan.

Kurangnya kepercayaan diri dapat menjadi hambatan dalam prestasi akademik dan interaksi sosial. Untuk mengatasi hal tersebut, mahasiswa dapat menentukan tujuan yang ingin dicapai, menghindari pikiran negatif, mempelajari keterampilan baru, dan berinteraksi dengan orang-orang yang positif. Pendidikan sendiri juga dapat membangun kepercayaan diri sehingga sudah sepatutnya bagi mahasiswa untuk terus menempuh pendidikan. Di sisi lain, mahasiswa harus dapat menyeimbangkan kehidupan bekerja dan kehidupan pribadi mereka untuk mencegah munculnya emosi negatif.



Daftar Pustaka


Al-Lawati, E., & Al Farsi, A. (2021). The effectiveness of the educational qualification diploma program in raising self-confidence among the trained teachers at the College of Arts and Humanities at A’Sharqiyah University in the Sultanate of Oman. Journal of Educational Research and Reviews.


Al-Murtadha, M. (2020). Increasing EFL learner self-confidence with visualization tasks. Elt Journal, 74(2), 166-174.


Belu, D. (2020). The importance of fluency and self-confidence in the field of leadership.


Boulter, E. L., Rogers, J. R., & Borland, M. L. (2014). Improving junior doctors' confidence in paediatric musculoskeletal assessment. Journal of paediatrics and child health, 50(10), 787–790. https://doi.org/10.1111/jpc.12644


Hattie, J.A. (2021). Attitude self efficacy and students academic performance.


Karwinski, B., & Hartveit, F. (1989). Death certification: Increased clinical confidence in diagnosis and lack of interest in confirmation by necropsy is not justified. Journal of clinical pathology, 42(1), 13–17. https://doi.org/10.1136/jcp.42.1.13


Król, M., & Król, M.E. (2019). Inferiority, not similarity of the decoy to target, is what drives the transfer of attention underlying the attraction effect: Evidence from an eye-tracking study with real choices. Journal of Neuroscience, Psychology, and Economics.


Learning, Remembering, Believing. (1994). In National Academies Press eBooks. https://doi.org/10.17226/2303


Parameshwaran, V., Cockbain, B. C., Hillyard, M., & Price, J. R. (2017). Is the lack of specific lesbian, gay, bisexual, transgender and queer/questioning (LGBTQ) health care education in medical school a cause for concern? Evidence from a survey of knowledge and practice among UK medical students. Journal of homosexuality, 64(3), 367–381. https://doi.org/10.1080/00918369.2016.1190218


Peralta, V.S., & Zapata, A.A. (2007). Fear and lack of self-confidence are factors that influence in students of fifth year of English at UNAN Managua Saturday course in speaking English inside and outside of the university.


Verger, P., Botelho-Nevers, E., Garrison, A., Gagnon, D., Gagneur, A., Gagneux-Brunon, A., & Dubé, E. (2022). Vaccine hesitancy in health-care providers in Western countries: a narrative review. Expert review of vaccines, 21(7), 909–927. https://doi.org/10.1080/14760584.2022.2056026


Wang R. X. (2003). Differential strength of sex-biased hybrid inferiority in impeding gene flow may be a cause of Haldane's rule. Journal of evolutionary biology, 16(2), 353–361. https://doi.org/10.1046/j.1420-9101.2003.00528.x


Perry P. Concept analysis: Confidence/self-confidence. Nurs Forum. 2011;46(4):218-30. doi:10.1111/j.1744-6198.2011.00230.x


University of Essex Online. (2021, September 17). Five ways education can improve your confidence | University of Essex Online. https://online.essex.ac.uk/blog/five-ways-education-can-improve-confidence/


Zawadzki, M. J., Smyth, J. M., & Costigan, H. (n.d.). Real-Time Associations Between Engaging in Leisure and Daily Health and Well-Being. Annals of Behavioral Medicine, 49(4), 605–615. https://doi.org/10.1007/s12160-015-9694-3



*********** Best regards, Tim Redaksi PSYGHT 23/24 Penulis: Lucious Felix Sasmita (2022), Thomas Wijaya (2023) Editor: Ariellah Sharon Mohede (2021)


Comments


bottom of page