Keywords : inner child, wound, trauma, anak
Inner child merupakan hasil dari peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa kecil dan membentuk kepribadian seseorang ketika sudah dewasa (Wulandari, 2023). Sebagian dari perilaku yang dimunculkan pada usia dewasa bisa disebabkan oleh pengalaman traumatis yang dialami di masa kecil, seperti perundungan, pelecehan seksual, atau kekerasan dari orang tua. Pengalaman tersebut mengakibatkan stress pada anak dan akhirnya berdampak ketika anak sudah dewasa (Kim, dkk, 2007, dalam Munadira, 2023). Tidak semua orang menyadari bahwa inner child mereka terluka. Salah satu alasannya adalah ketika peristiwa buruk yang terjadi di masa kecil diabaikan atau dianggap sebagai hal yang normal sehingga luka dari peristiwa tersebut terkubur di alam bawah sadar (Wulandari, 2023). Secara tidak sadar, luka yang terpendam akan muncul pada usia dewasa dalam bentuk perilaku ataupun emosi negatif (Munadira, 2023).
Terdapat empat jenis luka pada inner child (Mannaf, 2021). Jenis pertama adalah abandonment wound, yaitu luka akibat ditinggalkan oleh orang-tua, teman, saudara, atau orang terdekat lainnya. Luka ini dapat memunculkan anxious attachment style yang ditandai dengan ketergantungan serta kehausan akan validasi, ataupun avoidant attachment style yang ditandai dengan sifat sering menutup diri (Ranitta, 2023). Ada juga guilt wound, yaitu luka akibat sering dimarahi dan kurang diberi apresiasi oleh orang tua sehingga anak cenderung merasa rendah diri, sensitif, dan emosional. Rusaknya kepercayaan anak pada orang tercinta yang pernah mengingkari janji atau membocorkan rahasia mereka disebut trust wound. Luka ini bisa disebabkan oleh orang tua yang overprotective (terlalu protektif) atau tidak menghargai privasi anak. Terakhir, neglect wound merupakan jenis luka anak yang mengalami pengabaian di masa kecilnya. Tidak pernah diapresiasi, diabaikan saat menangis, dan tidak dipedulikan oleh orang-tua menjadi penyebab utama neglect wound. Lagi-lagi akibatnya membuat anak merasa tidak layak dan menjadi individu yang pasif.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menyembuhkan inner child yang terluka, sebagai berikut (Sembiring, 2020 dalam Surianti, 2022):
Menulis
Kegiatan menulis yang melibatkan ekspresi rasa sakit terhadap kenangan buruk masa lalu inner child dapat memungkinkan kita untuk melepaskan emosi negatif, merasa lebih lega, dan lebih menerima kenangan buruk tersebut.
Membuka diri
Proses penyembuhan inner child yang terluka memerlukan waktu yang panjang. Oleh karena itu, penting untuk memiliki pikiran yang terbuka. Misalnya, dengan pikiran yang terbuka, kita dapat menyadari bahwa ada alasan di balik perilaku orang tua kita yang tidak menyenangkan, atau bahwa ada cara untuk mengubah pola pikir dan emosi kita yang negatif. Dengan membuka diri, kita bisa belajar untuk menerima dan memaafkan diri sendiri dan orang lain, serta menemukan makna dan pelajaran dari pengalaman masa kecil kita.
Terapi Ho’oponopono
Terapi Ho'oponopono merupakan proses memaafkan asal Hawaii yang membantu memperbaiki hubungan kita dengan orang lain dan inner child kita. Terapi ini melibatkan langkah-langkah self-talk sederhana:
Mengucapkan "Saya minta maaf" kepada diri sendiri dan menerima emosi negatif yang kita alami.
Mengucapkan “Tolong maafkan saya” sebagai bentuk permintaan maaf pada inner child kita apabila kita kurang memerhatikannya atau pernah mengabaikannya.
Mengucapkan “Terima kasih” sebagai bentuk rasa syukur atas kehidupan kita, termasuk pengalaman yang telah membentuk diri kita, serta sebagai bentuk apresiasi pada inner child yang telah bertahan setelah luka yang pernah ada sebelumnya.
Setiap individu tidak layak diperlakukan secara buruk oleh siapapun, terutama dalam masa kecilnya. Akan tetapi, jika inner child sudah terbentuk, luka akibat perlakuan buruk perlu disembuhkan agar individu dapat berperilaku, beremosi, dan memandang dirinya secara positif. Kunci dari penyembuhan terletak pada keinginan untuk membuka diri dan tidak takut mencari bantuan.
Daftar Pustaka
Mannaf, R. (2021, November 16). 4 Jenis Inner Child Wounds yang Perlu Kamu Ketahui. IDN Times. Diakses pada Oktober 21, 2023, dari https://www.idntimes.com/life/inspiration/reef-mannaf/jenis-inner-child-wounds-c1c2?page=all
Munadira. (2023). Trauma masa kecil dan inner child yang terbawa hingga dewasa. CLSD Psikologi UGM. Diakses pada Oktober 22, 2023 dari
Ranitta, A. (2023, Januari 11). Mengenal Jenis-jenis Luka Inner Child, Penyebab, dan Cara Menyembuhkannya. Girls Beyond. Diakses pada Oktober 21, 2023, dari https://girlsbeyond.com/2023/01/11/read/mental-health/mengenal-jenis-jenis-luka-inner-child-penyebab-dan-cara-menyembuhkannya/
Sembiring, R. M. (2020). Inner Child: Memahami dan Mengatasi Luka MasaKecil. Jurnal Media Intelektual Muslim dan Bimbingan Rohani, 8.
Surianti. (2022). Inner Child: Memahami dan Mengatasi Luka MasaKecil. Jurnal Media Intelektual Muslim dan Bimbingan Rohani, 8, 13-14. https://doi.org/10.47435/mimbar.v8i2.1239
Wulandari, D, A. (2023). 7 tanda inner child terluka, tidak kasat mata tapi dampak negatifnya nyata. Yankes Kemkes. Diakses pada Oktober 22, 2023 dari
***********
Best regards,
Tim Redaksi PSYGHT 23/24
Penulis: Verlyn Tatiana Harefa (2022), Jesselyn Chandra (2023), Marcell Immanuel (2021)
Editor: Ariellah Sharon Mohede (2021)
Comments