Menurut American Music Therapy Association (dalam Rafiqua, 2020), terapi musik adalah penggunaan musik dalam suatu terapi psikologis. Terapi musik dapat digunakan untuk meningkatkan kesehatan fisik, memenuhi kebutuhan psikologis, dan mempererat hubungan sosial pasien dengan terapi ini (Rafiqua, 2020). Musik mampu meningkatkan kebahagiaan, kedamaian, kesehatan, dan konsentrasi. Musik memiliki kemampuan untuk menstimulasi kelenjar pituitari sehingga mempengaruhi sistem saraf dan aliran darah. Jenis musik yang tepat dapat membantu seseorang rileks dan merasa lebih segar (Yadav, Yadav & Guyol, 2017).
Setelah menilai kekuatan dan kebutuhan setiap klien, terapis akan menyiapkan perawatan dengan beberapa tahap, seperti menciptakan, menyanyi, atau mendengarkan musik (Wong, 2020). Menurut Wong (2020), terapi musik bisa digunakan oleh siapa saja dan berlaku untuk semua usia. Anak-anak hingga dewasa muda dengan masalah perkembangan atau belajar dapat menggunakan terapi musik untuk memperkuat keterampilan motorik dan belajar berkomunikasi dengan lebih efektif. Terapi musik dapat berguna untuk orang dewasa mulai dari manajemen stres hingga pengobatan penyakit mental dan fisik. Selain itu, terapi musik juga dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sosial serta meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental (Wong, 2020).
Ada lima faktor yang berkontribusi terhadap efek terapi musik (Koelsch, 2009):
Modulasi Perhatian
Musik menarik perhatian kita dan mengalihkan kita dari stimulus yang dapat menimbulkan pengalaman negatif seperti kekhawatiran, rasa sakit, dan kecemasan (Koelsch, 2009).
Modulasi Emosi
Studi telah menunjukkan bahwa musik dapat mengatur aktivitas daerah otak yang terlibat dalam inisiasi, generasi, pemeliharaan, penghentian, dan modulasi emosi (Koelsch, 2009).
Modulasi Kognisi
Musik berkaitan dengan proses memori, seperti encoding, penyampaian, dan decoding informasi musik maupun peristiwa yang berkaitan dengan pengalaman musik (Koelsch, 2009).
Modulasi Perilaku
Musik membangkitkan dan mengkondisikan perilaku seperti pola gerakan yang terlibat dalam berjalan, berbicara, dan menggenggam (Koelsch, 2009).
Modulasi Komunikasi
Musik juga mempengaruhi komunikasi dan menjadi alat komunikasi itu sendiri (Koelsch, 2009).
Terapi musik merupakan metode terapi yang sudah lama ada. Untuk saat ini, terdapat beberapa metode yang digunakan dalam terapi musik (Rafiqua, 2020). Risiko di dalam terapi musik ini juga sangat minim. Dari faktor-faktor yang telah disebutkan, terapi musik dapat membantu klien untuk meringankan banyak kondisi, seperti gangguan tidur, depresi, gangguan perilaku, dan tekanan darah tinggi (Rafiqua, 2020). Dari proses terapi musik ini, klien dapat mengekspresikan diri, mengenali emosi, dan berinteraksi dengan orang-orang di dalam kehidupannya dengan lebih baik (Rafiqua, 2020).
DAFTAR PUSTAKA
Koelsch, S. (2009). A neuroscientific perspective on music therapy. Annals of the New York
Academy of Sciences, 374-84.
Rafiqua, N. (2020, Mei 15). Terapi musik. Diambil dari
https://www.google.com/amp/s/www.sehatq.com/tindakan-medis/terapi-musik/amp
Wong, C. (2020, September 17). The benefits of music therapy. Diambil dari
https://www.verywellmind.com/benefits-of-music-therapy-89829
Yadav, G., Yadav, S., & Guyol, A. K. (2017). Music therapy: A useful therapeutic tool for health,
physical and mental growth. International Journal of Music Therapy, 2(1-2), 13-18.
**********
Best Regards,
Tim Redaksi PSYGHT 2020/2021
.
.
Writer: Gisela Hannauli (2019)
Editor: Syifa Rahmani (2018)
Comments