top of page

Social Support: Kunci Hubungan yang Solid



 

Belajar tatap muka setelah hampir dua tahun dilakukan secara daring memang tidak mudah. Biasanya, kita hanya melihat satu sama lain lewat layar gawai dan dapat mengatur penampilan serta sifat yang ingin kita tampilkan. Ketika sudah saatnya kembali beraktivitas secara tatap muka, gambaran diri kita yang sebenarnya yang akan dilihat oleh orang lain, termasuk teman baru kita. Tidak jarang ketika ingin menampilkannya, kita malah merasa takut bahkan cemas sebab kita takut ditolak karena diri kita yang sebenarnya. Dukungan dari orang-orang di sekeliling kita, terutama dari teman, adalah hal penting yang dapat membantu kita untuk bisa bertumbuh menjadi lebih kuat dan berani menunjukkan jati diri kita ke dunia.

Dukungan tersebut dikenal dengan sebutan dukungan sosial. Menurut Sarason (dalam Kumalasari & Ahyani, 2012), dukungan sosial adalah keberadaan, kesediaan, dan kepedulian dari orang-orang yang dapat diandalkan, menghargai, dan menyayangi kita. Dukungan sosial adalah transaksi interpersonal yang ditunjukkan dengan memberikan bantuan kepada individu yang lain dan bantuan itu diperoleh dari orang yang berarti bagi individu yang bersangkutan (Tentama, 2015). Adanya dukungan sosial dari orang-orang di sekitar kita dapat menurunkan kemungkinan munculnya kecemasan.

Menurut Cohen & Hoberman (dalam Maziyah, 2015), terdapat empat bentuk dukungan sosial, yaitu sebagai berikut.

  1. Appraisal support, yaitu bantuan berupa nasehat dalam rangka memecahkan suatu masalah.

  2. Tangible support, yaitu bantuan nyata/fisik berupa tindakan dalam menyelesaikan tugas.

  3. Self esteem support, yaitu dukungan dari orang lain terhadap perasaan atau harga diri seseorang.

  4. Belonging support, yaitu dukungan yang membuat seseorang merasa diterima dan merasakan kebersamaan.

Menurut Smet (dalam Aristya & Rahayu, 2018), terdapat empat jenis dukungan sosial, yaitu sebagai berikut.

  1. Dukungan emosional, yaitu mencakup ungkapan empati, kepedulian, dan perhatian kepada seseorang.

  2. Dukungan penghargaan, yang terjadi lewat ungkapan hormat (penghargaan) positif bagi orang itu, dorongan maju atau persetujuan dengan gagasan atau perasaan individu, dan perbandingan positif orang itu dengan orang lain.

  3. Dukungan instrumental, yaitu mencakup bantuan langsung untuk mempermudah perilaku yang secara langsung menolong seseorang. Misalnya, bantuan pekerjaan dan waktu.

  4. Dukungan informatif, yaitu mencakup pemberian nasehat, saran-saran, atau umpan balik kepada seseorang.

Nah, sebenarnya apa saja manfaat dari dukungan sosial? Dukungan sosial memiliki efek positif pada kesehatan, seperti dapat mengurangi kecemasan, depresi, dan gejala-gejala gangguan tubuh pada orang yang mengalami stres (Larocco dalam Lestari & Tatiyani, 2019). Selain itu, dukungan sosial dapat memberikan bantuan nyata (barang atau jasa), informasi, dan dukungan emosional ketika seseorang mengalami stres (Taylor dalam Maziyah, 2015). Pemberian dukungan sosial kepada seseorang membuat mereka tahu dan merasa bahwa orang lain peduli dengannya sehingga memungkinkan mereka untuk memiliki keyakinan yang lebih besar serta lebih percaya diri dalam mengatasi masalah yang dihadapi.

Pandemi COVID-19 di dalam kehidupan kita belum pernah terjadi sebelumnya sehingga menyebabkan kecemasan dan ketakutan. Karena itu, dukungan sosial sangat diperlukan untuk kesejahteraan mental dalam menghadapi pandemi ini. Salah satu bentuk dari dukungan sosial adalah self esteem support, yaitu dukungan untuk bisa membuat seseorang memiliki harga diri atau pandangan diri yang lebih baik tentang dirinya.

Mari kita mengandaikan seperti ini, pembelajaran tatap muka kini sudah mulai dilaksanakan secara bertahap. Selama ini, kita hanya berkomunikasi dengan teman kita melalui media sosial saja. Hal ini membuat beberapa mahasiswa mengalami kecemasan, seperti “Bagaimana jika aku tidak memiliki teman karena diriku jelek?” atau “Apakah aku bisa belajar secara tatap muka? Aku kan tidak begitu pintar.” Nah, di saat seperti ini, peran teman dapat sangat membantu sebagai social support kita.

Ketika menghadapi masalah seperti ini, sosok teman akan berusaha membantu dan menghibur kita. Mungkin dengan cara mendengar keluh kesah kita, memberikan motivasi, atau nasihat yang membangun. Dengan demikian, self esteem kita perlahan akan kembali dan merasa lebih baik mengenai diri sendiri.

Jadi, dukungan sosial merupakan bantuan yang diberikan orang di sekeliling kita dengan tujuan memberikan pengaruh yang positif pada orang yang menerimanya. Dukungan sosial pun tidak hanya satu macam, bisa berupa tindakan fisik maupun psikologis. Dengan adanya dukungan sosial, kita bisa mendapat banyak dampak positif pada diri kita, seperti berkurangnya rasa cemas, depresi, dan gejala gangguan tubuh yang ada pada orang yang sedang mengalami stres. Tidak hanya itu, hubungan sosial antara pemberi dan penerima menjadi lebih berarti sehingga dapat terbentuk hubungan yang kuat. Semoga dengan artikel ini, teman-teman bisa dapat terbantu dalam mengetahui tentang pentingnya dukungan sosial dan bisa mengaplikasikannya di keseharian kalian.


DAFTAR PUSTAKA


Aristya, D. N., Rahayu, A. (2018). Hubungan dukungan sosial dan konsep diri dengan penyesuaian diri remaja kelas X SMA Angkasa I Jakarta. Ikraith-Humaniora. 2(2), 75-81.

Kumalasari, F., Ahyani, L. N. (2012). Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Penyesuaian Diri Remaja Di Panti Asuhan. Jurnal Psikologi Pitutur, 1(1), 21-31.

Lestari, M. I., Tatiyani. (2019). Hubungan antara dukungan sosial dengan kebermaknaan hidup pada remaja di yayasan Panti Asuhan Muslimin di Jakarta Pusat. Jurnal laporan penelitian, Universitas Persada Indonesia Y.A.I.

Maziyah, F. (2015). Hubungan dukungan sosial dengan tingkat kecemasan dalam mengerjakan skripsi pada mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) NU Tuban. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.

Tentama, F. (2015). Dukungan sosial dan post-traumatic stress disorder pada remaja penyintas Gunung Merapi. Jurnal Psikologi Undip, 13(2). doi:10.14710/jpu.13.2.133-138


**********

Best Regards,

Tim Redaksi PSYGHT 2021/2022

.

.

Writers: Audrey Allessandra (2020), Gabriela Brenda Nathania Sukmana (2020), Yora Violetta Suparman (2020), & Shanes Felicia Chandra (2021)

Editors: Caroline Ersalina Christie (2019) & Anggie Renaisance (2019)

Comentarios


bottom of page