top of page

Setting Goals: Target yang Tinggi atau Rendah?



 

Tidak terasa kita sudah ada di penghujung tahun 2021. Rasanya cepat sekali, apalagi melihat kondisi pandemi yang mengharuskan kita untuk menghabiskan waktu di rumah saja. Sebelum tahun 2021 berakhir, kira-kira apakah tujuan yang dibuat di awal tahun sudah tercapai? Selamat bagi yang sudah berhasil mencapai tujuan pada tahun ini! Bagi yang belum berhasil, kira-kira apa saja, sih, hal-hal yang membuat tujuan susah untuk diraih? Kira-kira, bagaimana caranya, ya, agar tujuan tersebut dapat diraih dengan mudah?

Salah satu faktor keberhasilan tujuan terletak dari apakah tujuan tersebut dapat diraih (achievable) atau tidak. Semakin sederhana sebuah tujuan yang dibuat, maka akan semakin mudah untuk diraih (Harrison, 2020). Dengan melakukan sedikit usaha, maka tujuan dapat diraih dengan mudah. Namun, tujuan yang sederhana dapat menjadi kurang menantang dan tidak memacu seseorang untuk melakukan sesuatu di luar kebiasaannya. Di sisi lain, tujuan yang tinggi dan lebih menantang untuk diraih dianggap dapat menghasilkan tujuan yang lebih baik (Freshman dan Guthrie, 2009). Seseorang dapat merentangkan kemampuannya sampai batas akhir. Di sisi lain, menaruh tujuan yang tinggi dapat menurunkan tingkat kepuasan seseorang dalam meraihnya (Freshman dan Guthrie, 2009).

Contoh dari tujuan yang dapat diraih dalam kehidupan sehari-hari adalah ketika membuat target untuk nilai ujian. Bagi seseorang yang sering mendapatkan nilai di atas 70, maka tujuan mendapatkan nilai 80 merupakan sesuatu yang bisa diraih dan masih masuk akal. Sementara itu, jika seseorang ini sering mendapatkan nilai 60, maka tujuan mendapatkan nilai 90 merupakan tujuan yang tinggi dan sukar diraih. Walaupun demikian, tujuan yang tinggi itu bisa saja membuat orang tersebut semakin bersemangat dan giat untuk menggapainya.

Jika demikian, maka bagaimana penentuan tujuan yang lebih baik? Cara penentuan tujuan yang paling tepat dan mudah diraih adalah dengan lebih fokus kepada progres kecil dibandingkan gambaran besar dari tujuan tersebut (Heshmat, 2017). Dengan lebih fokus kepada progres kecil, tujuan akan lebih mudah untuk diraih. Seseorang yang meraih tujuan terkecilnya akan semakin besar memiliki peluang untuk meraih tujuan yang lebih besar (Freshman dan Guthrie, 2009). Fokus kepada progres kecil bisa dilakukan dengan memonitor keberhasilan yang sudah dicapai (Kang, 2016).

Pada akhirnya, gapailah cita-citamu setinggi langit. Artinya, tidak ada salahnya untuk membuat tujuan setinggi langit, asalkan tujuan tersebut sesuai dengan kapasitasmu. Misalnya, dengan memonitor keberhasilan dari tujuan kecil yang dapat membawamu ke tujuan yang lebih tinggi lagi. Jika kali ini kalian tidak dapat meraih apa yang kalian inginkan, jangan berkecil hati. Siapa tahu tujuan tersebut bisa diraih di masa yang akan datang nanti. Selalu semangat dalam menggapai impian!



DAFTAR PUSTAKA


Freshman, C., & Guthrie, C. (2009). Managing the goal-setting paradox: How to get better results from high goals and be happy. Negotiation Journal, 25(2), 217-231.

Harrison, A.D. (2020). 3 simple strategies to use when struggling to achieve a goal. Psychology Today. Diakses dari psychologytoday.com/intl/blog/thriving101/202001/3-simple-strategies-use-when-struggling-achieve-goal

Heshmat, S. (2017). 7 tips for setting achievable goals. Psychology Today. Diakses dari psychologytoday.com/intl/blog/science-choice/201704/7-tips-setting-achievable-goals

Kang, S. (2016). How to set, achieve, and sustain goals. Psychology Today. Diakses dari psychologytoday.com/intl/blog/the-dolphin-way/201612/how-set-achieve-and-sustain-goals


**********

Best Regards,

Tim Redaksi PSYGHT 2021/2022

.

.

Writers: Yustisia Krisnawulandari Putri (2020), Ariellah Sharon Mohede (2021), Kathlyn Sandrina (2021), Prastyo Cakti Adiputramardianto (2021), & Stephanie Imani Sigumonrong (2021)

Editors: Caroline Ersalina Christie (2019) & Anggie Renaisance (2019)

Comments


bottom of page