Dengan dimulainya semester baru, pastinya kita mulai sibuk dengan tugas-tugas yang diberikan. Namun, dengan bertambahnya pekerjaan, berarti waktu luang yang kita miliki untuk diri kita sendiri juga berkurang. Saat kamu berada di situasi ini, mungkin kamu akan memutuskan untuk begadang dan mendapatkan me time. Situasi ini ternyata merupakan situasi yang dialami oleh banyak orang, yang diberi istilah revenge bedtime procrastination (Liang, 2020). Lalu, apa definisi dari revenge bedtime procrastination?
Fenomena revenge bedtime procrastination terjadi ketika seseorang menolak untuk tidur agar memiliki waktu luang untuk dirinya sendiri (Cline, 2021). Pada fenomena ini, individu tersebut tahu akan efek negatif yang dapat timbul jika tidak mendapat tidur yang cukup. Namun, individu tersebut dengan sadar menolak rasa kantuk agar ia dapat merasakan kebebasan tanpa tanggung jawab dari pekerjaan maupun keluarga. Salah satu studi oleh Krzywoszanska dan Krzywoszanski (2019) menunjukkan bahwa wanita dan mahasiswa memiliki kemungkinan terbesar untuk mengalami fenomena ini.
Apa sih penyebab utama dari revenge bedtime procrastination? Tentunya perasaan kebebasan yang dimiliki oleh individu dengan waktu luang yang kurang akibat pekerjaannya (Sweeney, 2021). Namun, fenomena ini juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor lain, yaitu:
Keinginan rasa kontrol akan waktu yang dimiliki individu. Saat seseorang memiliki banyak pekerjaan di siang hari, ia dapat merasa bahwa ia tidak cukup mendapat me time. Hal ini menyebabkan orang tersebut melakukan kegiatan refreshing di malam hari, yaitu di jam tidurnya.
Individu night owl yang ditandai dengan ciri-ciri bangun lebih siang, merasa lelah setelah bangun tidur, dan lebih aktif pada malam hari (Schoedel et al., 2020). Karakteristik night owl pada individu dapat menyebabkan seseorang menunda pekerjaannya ke malam hari.
Ketidakmampuan individu dalam mengendalikan diri agar tidak menunda waktu tidur saat malam hari. Faktor ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor lain, seperti penggunaan gadget untuk melihat media sosial atau menonton film, suasana dan lingkungan kamar tidur yang tidak mendukung, ataupun stres yang meningkat akibat padatnya jadwal individu.
Keinginan untuk menunda waktu tidur tentunya sangat terikat pada jadwal keseharian individu. Maka dari itu, penting sekali untuk mengatur jadwal keseharian dengan baik sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Dengan mengatur jadwal yang baik, maka kita pun mampu menyelesaikan semua pekerjaan dan mendapatkan waktu senggang tanpa pengorbanan waktu tidur.
Cara yang utama untuk mengatur jadwal adalah dengan menentukan skala prioritas dari pekerjaan. Pekerjaan yang dianggap lebih penting harus dapat diselesaikan terlebih dahulu. Waktu yang tersisa dapat dikesampingkan untuk me-time maupun waktu untuk beristirahat di luar pekerjaan (Cherry, 2021).
Tentunya, cara menghabiskan waktu istirahat juga sangat berpengaruh kepada tidur malam. Daripada membuka media sosial, kita sebaiknya menggunakan waktu luang untuk menetralisasi otak dengan melakukan olahraga seperti jalan kaki dan latihan pernafasan (Lawler, 2021). Waktu yang diperlukan tidak lama kok, hanya sepuluh menit saja sudah cukup sebelum kita harus kembali bekerja, asal digunakan secara optimal.
Tidur merupakan aspek yang sangat penting dalam jadwal keseharian individu. Dengan menentukan waktu tidur dan bangun yang konsisten (sleep hygiene), individu dapat lebih disiplin agar tidak melewati waktu tidur yang ditetapkan. Individu juga dapat memperoleh waktu istirahat yang cukup sebelum kita harus bangun di keesokan harinya. (Suni, 2021)
Sebelum tidur, sangat dianjurkan untuk membangun rutinitas yang baik. Rutinitas yang baik dapat memudahkan individu untuk tidur dengan nyenyak (Suni, 2021). Contohnya adalah dengan membaca buku, meditasi, atau stretching. Selain itu, suasana dari kamar tidur juga harus disiapkan agar mendukung tidur yang nyaman. Kamar yang sunyi dan gelap dapat mengurangi gangguan dan memudahkan tidur (Suni, 2021). Perlu diingat untuk menghindari konsumsi kafein dan makanan berat juga untuk tidur yang lebih nyenyak.
Jadi, revenge bedtime procrastination adalah suatu kebiasaan buruk seseorang untuk mengorbankan waktu tidur demi waktu luang tambahan. Walaupun banyak dampak negatifnya, banyak lho yang masih melakukan fenomena ini. Penyebab dari perilaku ini bisa berasal dari banyak sumber, seperti kontrol individu dan kebiasaan tidur. Maka dari itu, yuk, lakukan manajemen waktu seperti membuat skala prioritas dan juga melakukan aktivitas ringan untuk menghindari fenomena ini.
DAFTAR PUSTAKA
Cherry, K. (2021, Oktober 6). What is revenge bedtime procrastination?. Verywell Mind. Diakses dari verywellmind.com/what-is-revenge-bedtime-procrastination-5189591.
Cline, J. (2021, Juni 27). What is revenge bedtime procrastination?. Psychologytoday. Diakses dari psychologytoday.com/us/blog/sleepless-in-america/202106/what-is-revenge-bedtime-procrastination.
Krzywoszanska, R. H. & Krzywoszanski, L. (2019). Bedtime procrastination, sleep-related behaviors, and demographic factors in an online survey on a polish sample. Frontiers in Neuroscience, 13(963), 1-15, doi: 10.3389/fnins.2019.00963
Lawler, M. (2021, Agustus 24). Revenge sleep procrastination: Are you doing it and how to stop. Everyday Health. Diakses dari everydayhealth.com/sleep/revenge-sleep-procrastination-are-you-doing-it-and-how-to-stop/.
Schoedel, R., Pargent, F., Au, Q., Völkel, S. T., Schuwerk, T., Bühner, M., & Stachl, C. (2020). To challenge the morning lark and the night owl: Using smartphone sensing data to investigate day–night behaviour patterns. European Journal of Personality, 34(5), 733-752, doi: 10.1002/per.2258
Suni, E. (2021, Februari 23). What is “Revenge Bedtime Procrastination”?. Sleep Foundation. Diakses dari sleepfoundation.org/sleep-hygiene/revenge-bedtime-procrastination.
Sweeney, E. (2021, November 6). Sleep specialists explain the "Revenge Bedtime Procrastination" Phenomenon. Goodhousekeeping. Diakses dari goodhousekeeping.com/health/wellness/a38040158/revenge-bedtime-procrastination-sleep.
**********
Best Regards
Tim Redaksi PSYGHT 2021/2022
.
.
Writers: Audrey Allessandra (2020), Novie Dhiana Anggriani Putri (2020), & Ariellah Sharon Mohede (2021)
Editors: Yustisia Krisnawulandari Putri (2020), Caroline Ersalina Christie (2019) & Anggie Renaisance (2019)
Comments