top of page

PROKRASTINASI SEBAGAI TANTANGAN DALAM DUNIA AKADEMIS



 

Pada dasarnya setiap orang dikaruniai dengan kemampuan belajar. Kegiatan belajar sendiri merupakan proses yang berlangsung seumur hidup, baik dalam dunia akademis maupun tidak. Namun, tidak jarang ditemukan hambatan dalam proses belajar. Salah satu hambatan yang sering ditemukan adalah prokrastinasi. Prokrastinasi diartikan sebagai bentuk kegagalan regulasi diri dimana seseorang melakukan kegiatan menunda meskipun mengetahui konsekuensi dari perilaku tersebut (Steel & Klingsieck, 2015).

Allien dan Milgram (dalam Ojo, 2019) mengatakan bahwa prokrastinasi merupakan: (1) sederet perilaku menunda, (2) menghasilkan performa yang kurang memuaskan, (3) meliputi tugas yang dilihat oleh seseorang sebagai sebuah kewajiban, dan (4) menghasilkan keadaan emosional yang buruk. Solomon dan Rothblum (dalam Barnová, Krásna, & Gabrhelová, 2019) menyatakan bahwa prokrastinasi merupakan fenomena yang kompleks dan melibatkan komponen perilaku, kognitif, dan afektif. Artinya, prokrastinasi bukan hanya kemampuan manajemen tugas yang buruk, tetapi meliputi proses kognitif seseorang ketika dihadapkan dengan kewajiban. Proses kognitif yang dimaksud adalah ketika seseorang melakukan prokrastinasi, dirinya akan memiliki evaluasi diri negatif yang menumbuhkan penyalahan diri, kritik diri, dan kesulitan untuk berhenti melakukan penilaian diri secara terus menerus (Sirois, 2013).

Faktor yang signifikan dalam mempengaruhi kecenderungan seseorang dalam melakukan prokrastinasi adalah regulasi diri. Legault (dalam Eerde & Klingsieck, 2018) mengatakan seseorang dengan regulasi diri yang baik akan memiliki motivasi intrinsik, sehingga mampu melihat tugas sebagai aktivitas yang menyenangkan, membawa kepuasaan, dan memiliki tujuan dalam tugas tersebut. Sebaliknya, seseorang yang gagal untuk meregulasi dirinya akan memiliki kecenderungan tinggi untuk melakukan prokrastinasi. Hal ini terjadi karena ketika seseorang gagal meregulasi dirinya, maka ia tidak mampu untuk mengelola sumber daya yang ia miliki untuk mencapai suatu tujuan (Eerde & Klingsieck, 2018).

Terdapat beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya prokrastinasi. Balkis & Duru (dalam Abbasi & Alghamdi, 2015) mengatakan bahwa kecenderungan prokrastinasi akademis seseorang dapat diturunkan dengan membuat tujuan yang terstruktur, membagi tugas, dan mengubah pola pikir perfeksionisme dan pola pikir takut gagal. Selain itu, dalam prokrastinasi akademis dimana seseorang berada dalam lingkungan bersama dengan teman-teman sebaya, peer support juga dapat dijadikan intervensi bagi prokrastinasi. Peer support membantu mengurangi stres akibat prokrastinasi dengan mengenali apabila orang lain juga mengalami hal yang serupa, melakukan sharing, menyelesaikan bersama-sama, dan mengurangi perasaan sebagai satu-satunya yang mengalami permasalahan (Eerde & Klingsieck, 2018).

Prokrastinasi merupakan salah satu hambatan utama dalam dunia akademis. Sebagai seorang mahasiswa, penting untuk mengenali tanda-tanda terjadinya prokrastinasi. Selain itu, regulasi diri dan peer support juga menjadi hal yang esensial sebagai sebuah penanggulangan. Hal ini bertujuan agar prokrastinasi dapat dicegah dan tidak menjadi suatu kebiasaan.


DAFTAR PUSTAKA


Abbasi, I. S., & Alghamdi, N. G. (2015). The Prevalence, Predictors, Causes, Treatment, and

Implications of Procrastination Behaviors in General, Academic, and Work Setting.

International Journal of Psychological Studies, 7(1). doi:10.5539/ijps.v7n1p59

Barnová, S., Krásna, S., & Gabrhelová, G. (2019). Academic Procrastination As A Coping

Strategy Of Working Adults Involved In Lifelong Learning. EDULEARN19 Proceedings.

doi:10.21125/edulearn.2019.1707

Eerde, W. V., & Klingsieck, K. B. (2018). Overcoming procrastination? A meta-analysis of

intervention studies. Educational Research Review, 25, 73-85.

doi:10.1016/j.edurev.2018.09.002

Ojo, A. A. (2019). The Impact of Procrastination on Students Academic performance in

Secondary Schools. International Journal of Sociology and Anthropology Research, 5,

17-22.

Sirois, F. M. (2013). Procrastination and Stress: Exploring the Role of Self-compassion. Self

and Identity, 13(2), 128-145. doi:10.1080/15298868.2013.763404

Steel, P., & Klingsieck, K. (2015). Procrastination. In J. D. Wright (Ed.), The international

encyclopedia of the social & behavioral sciences, 2nd Edition (pp. 73-78). Oxford:

Elsevier.


**********


Best Regards,


Tim Redaksi PSYGHT 2020/2021.

.

.

Penulis: Joy Latumahina (2018)

Editor: Syifa Rahmani (2018)

Comments


bottom of page