Metode self-learning merupakan salah satu strategi belajar individu yang mengatur proses belajarnya sendiri, mengetahui kebutuhan belajar, tujuan belajar, memilih strategi belajar, dan mengevaluasi performa belajar dengan menggunakan strategi tersebut (Chuang & Crowder, 2019). Salah satu metode self-learning adalah belajar dengan menggunakan flashcards. Metode ini dilakukan dengan menuliskan istilah atau kata pada satu halaman dan menuliskan arti dari kata tersebut di sebaliknya. Menurut survei yang dilakukan oleh Wissman, Rawson, dan Pyc (2012), 114 dari 247 pelajar menggunakan flashcards dalam belajar. Alasan pelajar menggunakan metode ini adalah membantu mereka untuk mengingat dan menghafal, cara mudah untuk belajar, dan banyak kosakata yang dapat diingat.
Meskipun begitu, keefektifan metode flashcards ini tidak terlalu jelas. Goldie et al. (dalam Senzaki, Hackathorn, Appleby & Gurung, 2017) menemukan bahwa pelajar yang menggunakan flashcards dalam belajar memang mendapat nilai yang tinggi pada ujian pertama. Namun, pada ujian kedua dan ketiga, tidak ada perbedaan yang signifikan antara pelajar yang menggunakan dan tidak menggunakan flashcards. Menurut Brown, Roediger, & McDaniel (dalam Senzaki et al., 2017), banyak pelajar yang menggunakan flashcards untuk mengulang materi saja. Hal ini didukung oleh studi dari Wissman et al. (dalam Senzaki et al., 2017) yang menyatakan bahwa pelajar hanya menggunakan flashcards untuk mengingat kosakata, bukan untuk memperdalam pemahaman atau aplikasi mengenai suatu konsep.
Metode baru yang dibentuk adalah metode flashcards plus. Metode ini membuat pelajar tidak hanya menghafal, tetapi juga mampu memberikan bentuk aplikasi ilmu dan menguraikan sesuai dengan pemahaman sendiri (Senzaki et al., 2017). Strategi flashcards ini diawali dengan langkah yang sama dengan strategi flashcards biasa. Pelajar mengidentifikasi istilah yang penting dalam suatu pelajaran pada satu sisi kartu, menuliskan definisi dari catatan pada bagian lainnya, dan menghafalkan definisi ini untuk meningkatkan daya ingat.
Terdapat dua hal tambahan dalam flashcards plus untuk menciptakan pemaknaan mendalam. Pelajar menulis kembali definisi yang sudah ditulis dengan bahasanya sendiri, sehingga dapat meningkatkan pemahaman terhadap materi. Selanjutnya, pelajar membuat contoh nyata mengenai materi yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Hasilnya, pelajar yang memilih menggunakan metode flashcards plus lebih mampu memberikan contoh nyata terhadap suatu konsep yang kompleks dan lebih mampu mengerjakan tes kontekstual (Senzaki et al., 2017). Metode ini menghasilkan nilai yang konsisten karena konsep pemahaman lebih tahan lama dalam memori.
Metode flashcards biasa dapat meningkatkan kemampuan belajar, tetapi metode ini hanya sampai di tingkat menghafal. Metode flashcard dilakukan untuk mengingat kosakata saja, bukan untuk memperdalam pemahaman atau aplikasi mengenai suatu konsep. Metode pengembangan baru, flashcards plus, dibuat untuk meningkatkan kemampuan implementasi dan pemahaman secara mendalam mengenai materi yang dipelajari.
DAFTAR PUSTAKA
Adragna, R. (2016, February 20). Be your own teacher: How to study with flashcards. Diambil
dari https://www.learningscientists.org/blog/2016/2/20-1
Chuang, S., & Chowder, C. L. (2019). Gender Characteristics: Implication for Cross-Cultural
Online Learning. Cross-Cultural Online Learning in Higher Education. Diambil dari
Senzaki, S., Hackathorn, J., Appleby, D. C., & Gurung, R. A. (2017). Reinventing Flashcards to
Increase Student Learning. Psychology Learning & Teaching, 16(3), 353-368.
doi:10.1177/1475725717719771
Wissman, K. T., Rawson, K. A., & Pyc, M. A. (2012). How and when do students use
flashcards?. Memory. doi: 10.1080/09658211.2012.687052
**********
Best Regards,
Tim Redaksi PSYGHT 2020/2021.
.
.
Penulis: Sabrina Priska (2018)
Editor: Syifa Rahmani (2018)
Comments