Dukungan sosial merupakan kehadiran orang lain yang memberikan nasihat, motivasi, arahan, dan solusi ketika individu mengalami masalah (Bastaman, 2014). Dukungan sosial sangatlah penting karena setiap orang membutuhkan orang lain yang dapat dipercaya untuk membantu mengatasi permasalahan yang sedang dihadapinya. Orang yang memiliki relasi yang baik dengan orang lain akan memiliki kesehatan mental dan fisik yang baik, kesejahteraan subjektif tinggi, dan tingkat morbiditas dan mortalitas yang rendah (David & Oscar, 2017). Sarafino (2013) menyatakan bahwa ada beberapa aspek yang harus dipenuhi untuk menciptakan dukungan sosial yang baik, yaitu:
Dukungan emosional, berupa ungkapan empati, kepedulian, dan perhatian
Dukungan penghargaan, berupa ungkapan hormat, penghargaan positif, dorongan maju, perbandingan positif dengan orang lain, atau persetujuan dengan gagasan atau perasaan individu
Dukungan instrumental, berupa memberikan bantuan langsung kepada korban bencana alam
Dukungan informatif, berupa memberikan masukan atau saran, serta umpan balik
Memberikan dukungan sosial kepada orang lain dapat membuat orang tersebut merasa tenang, diperhatikan, dicintai, timbul rasa percaya diri, dan kompeten. Selain itu, dukungan sosial bisa mengatasi tekanan psikologis seseorang pada masa-masa yang sulit. Oleh karena itu, bisa disimpulkan bahwa hubungan sosial yang suportif dapat meredam efek stress, membantu orang mengatasi stress, dan menambah kesehatan seseorang. Dukungan sosial yang positif terjadi ketika dukungan yang diberikan dapat diterima dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan.
Teman sebaya memiliki peran terbesar dalam diri seorang remaja karena peran orang tua atau keluarga sudah mulai berkurang pada masa ini (Santrock, 2011). Seseorang yang mampu mengelola emosinya dan mendapat dukungan sosial dari teman sebayanya secara positif akan memiliki kesehatan mental yang juga baik, sehingga mereka cenderung terlibat dalam aktivitas-aktivitas yang positif. Hasil ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan McGrath, dkk. (2009) yang mengonfirmasi bahwa teman merupakan sumber penting dalam menyediakan dukungan emosional. Dukungan emosional merupakan bentuk dukungan yang lebih sensitif, berhubungan dengan perasaan, dan biasanya melibatkan hubungan yang dekat. Hal ini dapat berupa selalu ada untuk orang yang dekat, mendengarkan mereka ketika mereka sedang sedih, dan memberikan dukungan tanpa syarat. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa teman sebaya memiliki peran yang penting dan juga sentral dalam menyediakan bentuk-bentuk dukungan umum yang langsung, dapat diakses, serta menunjukkan konsistensi signifikansi dalam mempromosikan kesehatan mental remaja.
Kita sudah mengetahui pentingnya mempunyai social mental support ataupun teman sebaya. Namun, kita lebih sering mencari sosok tersebut di orang lain dibanding bertanya apakah kita sendiri sudah punya hal tersebut di dalam diri kita. Tidak salah memang untuk mencari karena itu adalah hal yang kita perlukan, tetapi jangan lupa untuk belajar menjadi social mental support untuk sesama. Kita bisa belajar menjadi social mental support dengan cara sebagai berikut (Seeking Help for a Mental Health Problem, 2017):
Mendengarkan cerita mereka. Mungkin tidak selamanya teman kita akan langsung bercerita. Namun, tetaplah memberikan “kode” bahwa kita tetap selalu ada bersama mereka
Ingatkan mereka selalu bahwa kita dapat diandalkan ketika teman kita membutuhkan pertolongan
Tetap tenang di saat teman kita tidak dalam kondisi tenang. Melihat teman yang sedang sedih dapat berpengaruh juga kepada kita. Namun, dengan tetap menunjukkan sikap yang tenang, kita dapat membuat teman kita percaya dan tetap nyaman untuk bercerita kepada kita
Tetap sabar di kala kita ingin membantu teman kita yang sedang kesulitan. Biarkan teman kita bercerita dengan bebas dan mengalir tanpa ada paksaan atau tuntutan dari kita
Jangan membuat asumsi terlebih dahulu, sebelum kita mendengarkan cerita teman kita meskipun kita sudah bisa memprediksi penyebab maupun solusinya
Ajak teman untuk ikut kegiatan-kegiatan sosial yang biasa dilakukan. Mengikutsertakan kegiatan-kegiatan sosial yang biasa dilakukan ke dalam daftar kegiatan akan membuat hari-hari teman kita serasa normal seperti biasanya
Dengan cara-cara yang sudah disebutkan sebelumnya, harapannya kalian juga bisa menjadi social mental support bagi teman kalian. Yuk, jangan lupa praktikkan hal-hal tersebut! Mungkin sekilas terlihat banyak sekali langkahnya, tetapi kita bisa mulai secara perlahan dan pastinya akan berkembang seiring waktu berjalan. Semangat teman-teman, pasti bisa!
DAFTAR PUSTAKA
Seeking help for a mental health problem. (2017, December). www.mind.org.uk. Retrieved December 4, 2022, from https://www.mind.org.uk/information-support/guides-to-support-and-services/seeking-help-for-a-mental-health-problem/helping-someone-else-seek-help/#WhatEmotionalSupportCanIOffer
Yunanto, T. A. R. (2021). Perlukah Kesehatan Mental Remaja? Menyelisik Peranan Regulasi Emosi dan Dukungan Sosial Teman Sebaya Dalam Diri Remaja. Jurnal Ilmu Perilaku. 2(2): 61-131. http://repository.ubaya.ac.id/38963/1/1.%20Kesehatan%20Mental_JIP_Taufik.pdf
Keywords yang digunakan : Mental Support, Self Care, Dukungan Sosial
************
Best Regards,
Tim Redaksi PSYGHT 22/23
Penulis: Yora Violetta Suparman (2020), Melisa Vitalia Fransiska (2022)
Editor: Robert Johannes Thianto (2021), Yustisia Krisnawulandari Putri (2020)
Comments