Kwak (2020) menyebutkan bahwa apa yang diinginkan adalah hal yang penting bagi seseorang karena hal tersebut akan memberikan sebuah komitmen pada individu dalam menghargai kehidupan. Dalam hal ini, komitmen tersebut menjadi sebuah alasan untuk tetap hidup. Mencintai diri sendiri adalah penerimaan dan penghargaan atas semua hal yang terkait dengan diri kita sendiri, baik secara fisik, pikiran, dan hati (Handoko, 2019).
Di masa pandemi ini, penggunaan media sosial meningkat untuk mendapatkan informasi. Media sosial adalah sebuah aplikasi yang berbasis internet dengan membuat penggunanya berbagi banyak konten (Anwar, 2017). Pengguna media sosial harus lebih bijak dalam menyikapi apa yang dilihat di media sosial (Sherlyta, 2019). Sering kali kita melihat adanya konten yang diunggah di media sosial melalui Instagram, Facebook, dan Twitter yang mengubah cara pandang kita terhadap diri kita. Menurut Heather Silvestri (dalam Sherlyta, 2019), media sosial dapat memiliki dampak yang buruk bagi kepercayaan diri seseorang karena kita akan membanding-bandingkan kehidupan mereka dengan kehidupan yang sedang kita jalani.
Kurangnya kepercayaan diri kita dapat disebabkan dari kurangnya self-love dalam diri. Berbagai permasalahan lainnya dapat muncul karena kurangnya rasa untuk mencintai diri sendiri. Menurut Handoko (2019), permasalahan yang dapat muncul adalah:
1. Membenci diri sendiri
Seseorang akan sering merasa frustasi pada dirinya sendiri karena kurang dapat menerima diri atau jika terlalu lama menyimpan kebencian pada dirinya.
2. Terobsesi untuk selalu sempurna
Seseorang tidak terima jika ada kesalahan atau kekurangan sekecil apapun.
3. Terlalu sensitif pada kritik
Kritik dianggap sebagai sebuah ancaman bagi diri, sehingga hal tersebut akan menjadi penghambat dalam mencintai diri sendiri.
4. Menyenangkan orang lain dan mengabaikan diri sendiri
Seseorang akan mengutamakan kebahagiaan orang lain karena penilaian tersebut dianggap lebih penting dibandingkan penilaian pada diri sendiri.
Untuk mengurangi pengaruh buruk dari media sosial yang mungkin akan mempengaruhi self-love seseorang, hendaknya kita dapat lebih bijak dalam menggunakan media sosial. Kehidupan sosial secara daring dan luring perlu diseimbangkan. Beberapa dampak negatif yang diberikan media sosial sehingga menghambat self-love dalam diri kita adalah membenci diri sendiri, terobsesi untuk menjadi sempurna, sensitif pada kritik, dan selalu menyenangkan orang lain hingga mengabaikan diri sendiri. Mencintai apa yang kita miliki adalah hal utama yang bisa kita lakukan pada diri kita.
“Treat yourself like a princess and you will get your beauty as you are.” – Unknown
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, F. (2017). Perubahan dan permasalahan media sosial. Jurnal Muara Ilmu Sosial,
Humaniora, dan Seni, 1(1). 137-144. Handoko, T. (2019, September 8). Permasalahan akibat kurangnya self-love dan cara
mengatasinya. Diambil dari https://sehatmental.id/permasalahan-akibat-kurangnya-self
love-dan-cara-mengatasinya/ Kwak, D. J. (2020). Education for the whole person in a modern east asian context: “Caring
about the world” as a form of self-love. ECNU Review of Education, 3(3), 488-503. doi:
10.1177/2096531120936291 Sherlyta. (2019, April). Media sosial mengurangi self-love di kalangan millenials #selflove.
Diambil dari https://www.dsherlytha.com/2019/04/media-sosial-mengurangi-rasa-self
love.html?m=0
**********
Best Regards,
Tim Redaksi PSYGHT 2020/2021
.
.
Penulis: Lisa Ratnalia (2018)
Editor: Syifa Rahmani (2018)
Comments