Musik adalah suatu keunikan istimewa yang diciptakan manusia serta mempunyai kapasitas yang sangat kuat untuk menyampaikan emosi dan mengatur emosi (Johansson, 2006). Musik sendiri dapat meningkatkan konsentrasi. Konsentrasi adalah pemusatan segenap perhatian pada suatu situasi dan dapat juga diartikan sebagai usaha seseorang untuk memfokuskan perhatian pada suatu objek sehingga dapat memahami serta mengerti objek yang diperhatikan (Andita & Desyandri, 2019). Musik adalah bahasa yang mengandung unsur-unsur universal, bahasa yang melintasi batas-batas usia, jenis kelamin, ras, agama, dan kebangsaan (Campbell, 2001).
Nada (2020) menyatakan terdapat beberapa jenis musik yang direkomendasikan, salah satunya musik R&B. Mendengarkan musik R&B akan membuat otak lebih tenang dan membiarkan otak untuk mempelajari hal-hal baru, seperti belajar bahasa. Musik rock dan pop sendiri dapat merangsang perasaan gembira yang kemudian dapat meningkatkan kinerja otak agar lebih kreatif. Selain jenis musik tersebut, musik klasik dapat membuat otak lebih tenang dan berpikir lebih jernih. Musik klasik juga membantu detak jantung dan kerja jantung untuk lebih rileks.
Beberapa orang dapat berkonsentrasi dengan mendengarkan white noise. White Noise adalah suara yang dapat didengar dengan frekuensi antara 20 hingga 20.000 Hertz (Hz) serta memiliki amplitudo serta intensitas yang sama. White noise merupakan jenis kebisingan yang dihasilkan dengan menggabungkan suara dari semua frekuensi yang berbeda secara bersamaan (Anindyajati, 2019). Manfaat yang diberikan oleh white noise adalah menjadi lebih fokus, meningkatkan kreativitas, dan membuat rileks (Perdana, 2020). Ada dua jenis white noise, yaitu suara alam (suara hujan, deburan ombak, suara jangkrik, dan suara angin yang berhembus) dan suara mesin (suara pendingin ruangan, kipas angin, dan mesin pencuci baju) (Anindyajati, 2019).
Greenlane (2019) mengungkapkan bahwa penelitian menemukan hubungan positif antara white noise, orang yang belajar matematika, dan memori jangka pendek anak-anak dengan gangguan attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD). Namun, penelitian lain menunjukkan bahwa efek kebisingan dapat bergantung pada kepribadian masing-masing. Sebagai contoh, sebuah studi tahun 2010 yang dilakukan di University College di London menemukan bahwa suara dan musik yang mirip white noise sebenarnya mengganggu pemahaman, memori, dan kemampuan belajar introvert. Dengan kata lain, keefektifan white noise atau suara latar lainnya sebagai alat bantu studi tetap merupakan kasus pengalaman pribadi daripada penelitian ilmiah yang pasti.
Dalam kehidupan sehari-hari, musik tergantung pada kegiatan yang kita lakukan saat ini. Efektivitas musik tergantung dari masing-masing individu yang memiliki perbedaan selera musik. Misalnya adalah white noise. Beberapa orang dapat meningkatkan konsentrasi dengan suara-suara bising, sedangkan beberapa orang hanya bisa mendengarkan lagu dengan jenis musik tertentu, seperti R&B, rock, pop ataupun musik klasik untuk meningkatkan konsentrasi mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Andita, C. D., & Desyandri, D. (2019). Pengaruh penggunaan musik terhadap konsentrasi
belajar anak sekolah dasar. EDUKATIF: JURNAL ILMU PENDIDIKAN, 1(3), 205-209.
Anindyajati, S. (2019, Maret 26). Suara hujan termasuk white noise, apa itu white noise?
Campbell, D. (2001). Efek mozart. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.
Greenlane. (2019, Februari 27). Apa itu white noise? Bisakah ini membantu anda
berkonsentrasi dan tidur lebih baik?. Diambil dari https://www.greelane.com/id/sains
Johansson, B. B. (2006). Music and brain plasticity. European Review, 14(1), 50‐64.
Nada, E. (2020, Januari 29). Bantu belajar, ini jenis musik yang cocok buat tiap pelajaran!.
Perdana, A. (2020, Desember 16). Tingkatkan produktifitas dengan terapkan white noise.
**********
Best Regards,
Tim Redaksi PSYGHT 2020/2021
.
.
Writer: Benedicta Anita (2019)
Editor: Syifa Rahmani (2018)
Comments