Keywords: Bonding, kedekatan emosional
Seiring terjadinya transisi ke masa dewasa, banyak remaja mulai merasa dapat menjalankan kehidupan mereka secara mandiri tanpa terlalu bergantung dengan orang tua, terutama sosok ayah. Mereka mulai merasa mampu untuk menyelesaikan permasalahan yang mereka alami tanpa menceritakan hal-hal kecil yang mungkin saja penting kepada orang tua. Apabila diteruskan, akhirnya hubungan antara anak dengan orang tua semakin menjauh. Hal ini tentunya akan menimbulkan hal yang kurang menyenangkan. Salah satu cara untuk mengatasi kesenjangan tersebut adalah dengan melakukan bonding.
Bonding adalah kedekatan orang tua secara emosional yang dapat memberi pengaruh baik terhadap remaja (Tustikarana, 2016). Jarak hubungan antara anak dan orang tua cukup penting, terutama dengan sosok ayah. Keterlibatan ayah dalam hidup seorang anak akan membentuk citra diri yang positif, harga diri, kepercayaan diri, serta membantu untuk mencapai cita-citanya (Zia, Ali & Malik, 2015). Maka dari itu, proses bonding dinilai dapat membantu mempererat hubungan harmonis antara anak dengan ayahnya.
Lalu, bagaimana sih cara bagi anak untuk melakukan bonding dengan ayahnya? Salah satunya adalah dengan meluangkan waktu untuk bercengkerama. Meskipun rata-rata remaja lebih banyak menghabiskan waktu di kamar, mereka tetap ingin tahu apakah orang tua mereka tertarik atau tidak pada kehidupan mereka (Amanda, 2018). Oleh karena itu, penting adanya percakapan intens antara ayah dan anak. Sebaliknya, ayah juga harus mendengarkan anak ketika sedang bercerita dan mengizinkannya mengalihkan pembicaraan ke arah yang ia inginkan. Hal ini akan memberikan kesempatan bagi anak untuk mengeluarkan apa saja yang ada di dalam pikirannya (Amanda, 2018).
Lalu, manfaatnya apa sih? Bonding ayah dengan anak memengaruhi penumbuhan rasa berani. Sosok ayah cenderung lebih menekankan pada aktivitas fisik, yang kemudian dapat membantu anak untuk lebih mengeksplorasi dunia luar. Saat anak terjun ke dunia kerja, ia pun akan mencontoh ayah yang giat bekerja untuk mencari nafkah, sehingga memungkinkannya untuk mendapatkan karier yang sukses Cahyani. (2017).
Bonding yang dilakukan antara ayah dan anak dapat mendukung anak dalam mencapai cita-citanya dan meningkatkan rasa percaya diri, harga diri, serta citra diri yang positif. Namun, perlu diperhatikan bahwa bonding bukanlah proses yang mudah dan singkat. Diperlukan konsistensi dalam menjalaninya untuk mengarah pada hubungan antara orangtua dan anak yang lebih dekat dan erat.
Dengan itu, kami ucapkan semangat untuk para ayah dalam membentuk hubungan yang baik dengan anak dan senantiasa mendukungnya dalam mencapai cita-cita. Selamat Hari Ayah :)
Daftar Pustaka
Amanda, S. R. (2018). Keterlibatan Ayah, Regulasi Emosi, dan Perilaku Agresif Pada Remaja. Naskah Tesis. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Blikon. (2020). Kelekatan remaja putri dengan ayah yang bekerja di luar kota. Diakses dari repository.usd.ac.id/37131/2/139114094_full.pdf
Cahyani. (2017). Correlation of parental bonding and self-esteem with adolescent's sexual behavior. Diakses dari https://repository.unair.ac.id/76637/2/KKC%20KK%20FKP.N.198-18%20Cah%20h%20SKRIPSI.pdf
**********
Best Regards,
Tim Redaksi PSYGHT 2022/2023
Penulis: Shanes Felicia Chandra (2021), Chelsea Jetrolin Wijaya (2022) & Lucious Felix Sasmita (2022)
Editor: Yustisia Krisnawulandari Putri (2020), Ariellah Sharon Mohede (2021)
Comentários