Wah, tidak terasa sudah ingin masuk ke semester yang baru. Rasanya baru kemarin kita masuk ke semester yang baru. Satu semester sudah kita lewati. Apapun semester kalian sekarang, semoga hasilnya baik ya! Biasanya setelah melewati satu semester, kita dapat mempelajari sesuatu dari perjalanan yang kita alami, contohnya adalah adaptasi. Meskipun adaptasi biasanya dilakukan oleh orang-orang yang baru memasuki suatu ‘dunia’ baru seperti dunia perkuliahan, adaptasi tetap perlu dilakukan ketika ada hal yang berubah dari kebiasaan kita, lho! Contohnya adalah ketika kita mengikuti kegiatan organisasi atau ketika tugas-tugas di perkuliahan sudah mulai banyak. Pastinya kita tetap perlu melakukan penyesuaian terhadap jadwal, agar kegiatan-kegiatan yang baru maupun yang sudah lama dilakukan tetap dapat dijalankan dan hasilnya pun sama maksimalnya. Namun teman-teman, apakah kalian sudah tahu apa itu adaptasi?
Adaptasi dapat diartikan sebagai proses penyesuaian diri dalam mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan atau sebaliknya (Gerungan, 1996). Penyesuaian diri ini dilakukan dengan tujuan untuk mengubah perilaku guna mendapatkan hubungan yang lebih serasi antara diri dengan lingkungan. Penyesuaian diri mencakup ciri kepribadian yang sehat mental seperti adaptasi, penguasaan dan kematangan emosional, social adjustment, penyesuaian kultural, dan penyesuaian nilai-nilai moral dan religius. Beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan dan cara seseorang beradaptasi adalah kepribadian, usia, pengalaman, proses belajar, kondisi fisik, dan lingkungan (Ali & Asrori, 2011). Oleh karena itu, perbedaan kemampuan beradaptasi pada setiap individu dapat mempengaruhi kesuksesan dan kegagalan beradaptasi. Kesuksesan beradaptasi akan melahirkan daya lenting atau resiliensi pada diri seseorang. Sebaliknya, kegagalan beradaptasi akan berdampak pada penurunan kondisi kesehatan mental.
Individu yang dianggap mampu menyesuaikan diri di lingkungan perkuliahan adalah yang mampu meraih prestasi akademik yang tinggi. Selain itu, mahasiswa yang mampu menyesuaikan diri adalah mereka yang mampu menjalin hubungan baik dengan teman sebayanya dan juga dengan para dosen. Ada beberapa kelompok penyesuaian diri di lingkungan kampus, yaitu :
Penyesuaian diri dengan teman sebaya meliputi kemampuan menjalin hubungan baik, bergaul dengan baik, menghormati teman, menghargai pendapat teman, tidak bertindak agresif atau melukai orang lain.
Penyesuaian diri dengan dosen meliputi mampu menghormati dosen, menjalin hubungan baik, melaksanakan perintahnya, dan kritis.
Penyesuaian diri dengan tugas-tugas akademik meliputi menaati aturan kampus, mengikuti kegiatan perkuliahan, mengerjakan tugas-tugas, dan menjaga nama baik kampus. Hal ini harus dilakukan dengan penuh kesadaran, ketaatan, dan penuh rasa tanggung jawab.
Mahasiswa yang mampu menyesuaikan diri akan mampu menghadapi masalah, menggali kemampuan diri, melakukan perencanaan yang cermat, dan mengendalikan diri saat menghadapi masalah. Mereka juga dikenal memiliki emosi yang cenderung stabil, mengenal siapa dirinya, memiliki daya tarik, serta memiliki sifat yang menyenangkan. Jika mahasiswa menunjukkan tanda-tanda tersebut, maka ia akan merasa senang belajar di kampus, berpikir positif tentang kondisi kampus, mudah bergaul, merasa diterima oleh teman-temannya, dan tidak terhambat dalam proses belajar di kampus. Oleh karena itu, kemampuan beradaptasi ini diperlukan agar mahasiswa mampu menghadapi dan menyelesaikan masalah dengan bersikap realistis, objektif, dan membandingkan pengalaman diri sendiri dengan orang lain (Sundari, 2005). Mahasiswa dengan kemampuan penyesuaian diri yang baik terhadap tuntutan akademik memiliki kecenderungan stres yang rendah (Christyanti, 2013) dan prestasi belajarnya juga tinggi (Safura, 2006).
Nah, sekarang kita sudah tau apa itu adaptasi dan mengapa adaptasi itu penting. Ingatlah bahwa dalam hidup kita, adaptasi merupakan suatu hal yang perlu terus dilakukan karena hidup kita bersifat dinamis, yang artinya pasti banyak hal yang akan berubah. Namun, kita tidak perlu takut karena dalam proses tersebut, ada orang-orang yang senantiasa mau membantu kita dalam beradaptasi ataupun menjadi sandaran kita ketika sedang dalam proses beradaptasi dengan suatu hal baru. Semoga dimanapun keadaan kita sekarang, kita dapat beradaptasi dengan baik sehingga setelah proses ini selesai, apa yang kita lakukan tidak menjadi sia-sia tetapi bermanfaat bagi hidup kita kedepannya dan dapat dibagikan ke orang lain pula.
DAFTAR PUSTAKA
Ethiasme, U. (2015). Pengaruh Dukungan Sosial Sahabat Terhadap Penyesuaian Sosial Mahasiswa Baru di Lingkungan Perguruan Tinggi. Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental. 4(1): 29-40.
Maulidina, R. Listiara, A. (2015). Penyesuaian Diri dan School Well-Being pada Mahasiswa. 524-528 Maulidina.pdf (umm.ac.id)
Muna, N. R. (2016). Pola-pola Penyesuaian Diri Mahasiswa Di Lingkungan Kampus. Jurnal Edueksos. 1(2): 17-32.
*************
Best Regards,
Tim Redaksi PSYGHT 22/23
Penulis: Yora Violetta Suparman (2020), Melisa Vitalia Fransiska (2022)
Editor: Robert Johannes Thianto (2021), Yustisia Krisnawulandari Putri (2020)
Comentários