Setiap orang pasti pernah mengekspresikan dirinya melalui karya seni, baik itu dengan menggambar, melukis, bermain musik, dan kegiatan kesenian lainnya. Kegiatan kesenian ini memberikan manfaat psikologis bagi yang melakukannya, oleh karena itu para ilmuwan menyatukan seni dan psikologi menjadi suatu disiplin yaitu psychology of art. Psychology of Art membahas mengenai persepsi, pemahaman, ciri-ciri serta produksi dari karya seni (Nader & Moosa, 2011).
Psikologi dan seni menjadi salah satu alternatif terapi untuk berbagai masalah psikologis. Perpaduan antara psikologi dan seni ini kemudian sering disebut sebagai art therapy. Menurut William James (dalam Nader & Moosa, 2011), art therapy adalah melakukan kegiatan kreatif yang menghasilkan suatu karya seni baik berupa visual maupun audio. Menggambar, mewarnai, melukis, mencoret-coret, dan memahat adalah contoh bentuk seni yang dapat digunakan sebagai sarana terapi.
Bernstein, Carter, Kramer, Waller, dan Gilroy (dalam De Petrillo & Winner, 2005) mengatakan bahwa art therapy secara tidak langsung menjadi sarana individu untuk mengkomunikasikan perasaan bawah sadarnya dan memungkinkan individu untuk menyelesaikan distorsi perasaan yang ada. Hal tersebut menunjukan bahwa art therapy mampu menggali perasaan-perasaan yang terpendam dalam diri kita, sehingga mampu menyelesaikan permasalah yang ada. Art therapy juga efektif karena berperan dalam memenuhi kebutuhan mental kita, seperti kebutuhan akan kebebasan, ekspresi diri, dan relaksasi.
Studi yang dilakukan oleh De Petrillo & Winner (2005), menunjukan bahwa membuat sebuah karya seni mampu membuat suasana hati menjadi lebih positif dan meningkatkan ukuran valensi suasana hati. Art therapy juga terbukti mengurangi kecemasan pada penderita kanker (Hasnat, 2010). Banyak juga studi-studi lain yang menunjukan efektivitas dari art therapy, sehingga kini art therapy dijadikan sebagai salah satu cara alternatif untuk berbagai masalah psikologis.
Secara keseluruhan, psychology of art hadir karena para ilmuwan melihat adanya manfaat yang signifikan dari seni terhadap kondisi psikologis manusia. Art therapy banyak digunakan sebagai alternatif untuk mengatasi berbagai permasalahan psikologis. Art therapy juga terbukti mampu memperbaiki suasana hati dan mengurangi kecemasan.
DAFTAR PUSTAKA
De Petrillo, L., & Winner, E. (2005). Does Art Improve Mood? A Test of a Key Assumption
Underlying Art Therapy. Art Therapy, 22(4), 205–212.
Hasnat, N. U. (2010). Kajian Teoritis Pengaruh Art Therapy dalam Mengurangi Kecemasan
pada Penderita Kanker. Buletin Psikologi. 18(1), 29-35. Retrieved from
Nader, k., & Moosa, J. (2011). The Relationship between Art and Psychology. Journal of Life
Science and Biomedicine. Retrieved from
**********
Best Regards,
Tim Redaksi PSYGHT 2020/2021
.
.
Penulis: Angelica (2018)
Editor: Syifa Rahmani (2018)
Comments